"Ibu mimpi nganter putri ke Jember, sambil ibu megang brosur ada tulisan jember disitu". Suatu hari ibu nyampaikan ke aku, terus???
"Putri kuliahnya di jember saja ya, mungkin mimpi itu salah satu petunjuk dari Allah", tegas ibu.
Yaah.. Aku bisa kuliah dimana aja, tapi aku gak bisa jika tanpa restu ibu. Meskipun, aku ada keinginan untuk melanjutkan sekolah di tempat yg selama ini aku impikan, salah satu akademi di surabaya, mungkin ga banyak orang tau, tapi hatiku selalu ingin disana. Aku memutuskan untuk mencoba mengikuti semua seleksi yg diadakan disekolah tersebut dari awal, Allah mempermudah aku... Tapi dipertengahan, hatiku selalu memberontak, ini bukan jalanku, ditambah lagi cerita omku tentang bapakku yg sangat gak rela aku sekolah disitu krn nanti kalau kerja pasti jauh, pasti itu...
Ditengah kegalauan itu, nangis satu2nya jalan yg membuat aku bebas mengekpresikan kebimbangan hati. "jika takdirku bukan di sby,aku menginginkan tempat yg bisa membuatku berubah, berubah luar dalam". Itulah keinginanku.
Saran dari orang terdekat membuat aku bisa memutuskan aku harus kemana mengambil langkah. Dan ridho orang tua ternyata membuka mata hatiku untuk terus meniti ridho tersebut. Aku ambil kuliah di jember. Meskipun awalnya aku sangat sangat tidak menginginkan tempat itu. Tapi Allah menunjukan bahwa itu jalan terbaikku.
Benarlah, disana, ditempat yg hiruk pikuknya masih hangat dingin, aku bertekad supaya lambat laun gak hanya ilmu dunia yg aku kejar disana, tapi juga ilmu setelah kehidupan dunia.
"Putri kuliahnya di jember saja ya, mungkin mimpi itu salah satu petunjuk dari Allah", tegas ibu.
Yaah.. Aku bisa kuliah dimana aja, tapi aku gak bisa jika tanpa restu ibu. Meskipun, aku ada keinginan untuk melanjutkan sekolah di tempat yg selama ini aku impikan, salah satu akademi di surabaya, mungkin ga banyak orang tau, tapi hatiku selalu ingin disana. Aku memutuskan untuk mencoba mengikuti semua seleksi yg diadakan disekolah tersebut dari awal, Allah mempermudah aku... Tapi dipertengahan, hatiku selalu memberontak, ini bukan jalanku, ditambah lagi cerita omku tentang bapakku yg sangat gak rela aku sekolah disitu krn nanti kalau kerja pasti jauh, pasti itu...
Ditengah kegalauan itu, nangis satu2nya jalan yg membuat aku bebas mengekpresikan kebimbangan hati. "jika takdirku bukan di sby,aku menginginkan tempat yg bisa membuatku berubah, berubah luar dalam". Itulah keinginanku.
Saran dari orang terdekat membuat aku bisa memutuskan aku harus kemana mengambil langkah. Dan ridho orang tua ternyata membuka mata hatiku untuk terus meniti ridho tersebut. Aku ambil kuliah di jember. Meskipun awalnya aku sangat sangat tidak menginginkan tempat itu. Tapi Allah menunjukan bahwa itu jalan terbaikku.
Benarlah, disana, ditempat yg hiruk pikuknya masih hangat dingin, aku bertekad supaya lambat laun gak hanya ilmu dunia yg aku kejar disana, tapi juga ilmu setelah kehidupan dunia.
Komentar
Posting Komentar